"Adi, kerjakan soal nomor 4. Silakan maju ke depan", perintah Ibu Guru matematika yang bernama Bu Rini siang itu, namun tidak ada jawaban dari nama yang dipanggil.
"Adi, haloo Adii", nadaBu RIniu mulai naik. Terlihat wajahnya mulai merah karena marah.
"Adi ! Bangun ! Kerjakan soal nomor 4 !",Bu Riniakhirnya marah karena mengetahui ternyata Adi tertidur di waktu pelajaran saat itu.
Adi yang tidur, kaget mendengar bentakan yang sangat keras dari Bu Rini. Ia langsung duduk tegap dengan mata masih agak merah dan mulut yang terlihat ada sedikit sisa liur yang keluar. Beberapa liapatan di wajah, memberikan arti bahwa ia sudah tertidur cukup lama.
""Adi ! Jadi sejak tadi kamu tidur saat pelajaran ya ! Ckckck. Sekarang kamu keluar !", perintah Ibu Guru.
Dengan malas, Adi keluar kelas. Dengan wajah yang masih terlihat sangat mengantuk. Ketika dia berada di depan papan tulis, sekilas dia melihat materi yang diajarkan Bu Rini. Kemudian, dia menundukkan kepala lagi dan berjalan menuju pintu kelas, kemudian keluar.
Di luar, ia hanya mendengarkan kata-kata yang terdengar dari gurunya.
Keesokan harinya, pelajaran Matematika lagi. Dan Bu Rini kemarin sudah berpesan bahwa siapa yang tidak membawa buku paket, maka selayaknya bagi dia untuk keluar kelas saja. Dan kontan saja, Adi kaget dengan hal ini. Dia tidak punya buku paket. Dengan wajah yang sedikit gelisah, ia mulai bertanya pada teman-teman sekelasnya, siapa tahu ada yang membawa buku dobel. namun alhasil, semua hanya membawa 1 buku paket. Kemudian Adi terdiam. Menenangkan pikiran dan hatinya.
Bel berbunyi. Pagi ini, mungkin akan menjadi pagi yang kelam bagi Adi. Pasti akan disuruh berdiri di luar kelas lagi sama Bu Rini. Setelah menunggu beberapa waku, akhirnya Ibu Rini datang. Semua berdiri atas aba-aba dari ketua kelas, memberi salam, kemudian berdo'a bersama. Seperti biasa, Ibu Rini langsung meng-absen murid nya satu-persatu. setelah meng-absen, kalimat yang paling tidak ingin di dengar Adi akhirnya keluar.
"Keluarkan buku paket kalian, dan bagi siapa yang tidak membawa buku paket, silakan keluar kelas"
Adi langsung berdiri, berjalan dengan sedikit gontai menuju meja guru.
"Bu, maaf. Saya tidak membawa buku paket Bu. Saya bukan lupa atau sengaja. Tapi karena Saya tidak punya buku nya", Adi langsung berbicara terus terang.
Bu RIni sedikit kaget dengan pengakuan yang sangat jujur ini. Dengan nada yang sedikit ramah tapi menusuk, Adi disuruh berdiri di luar kelas.
Pelajaran pun dimulai. Adi yang berada di luar, hanya bisa mendengarkan apa yang Bu Rini ajarkan di dalam kelas. Hanya mendengarkan saja. Sebenarnya bisa bagi dia untuk melihat apa yang ditulis di papan tulis. Namun jika ia menginginkan hal ini, ia harus menaiki sebuah meja kecil yang berada di dekat situ. Dan hal ini ia singkirkan jauh-jauh dari pikirannya karena bukan hal yang sopan.
Begitu seterusnya. Setiap kali pelajaran Matematika, Adi selalu dikeluarkan dari kelas. Hingga suatu ketika, Ibu Rini mulai sedikit jengkel dan akhirnya mulai membuka pembicaraan di ruang guru.
"Eh Bu, tau nggak anak yang bernama Adi itu ?? itu tuh yang badannya kecil, agak hitam, tapi sedikit manis", tanya Bu Rini tadi pada Guru di sebelahnya.
"Oh, si Adi itu ya. Memangnya kenapa Bu ? Apa dia selalu ramai di dalam kelas ??", balasnya.
"Bukan itu sih. Hanya saja, dia itu kok malasan banget sih ya. Ke sekolah tidak pernah bawa buku paket. Sudah gitu, kerjaannya selalu saja tiduur. haduh. Mau dapet nilai apa dia nanti ketika test", keluh Bu Rini.
"Haduh Ibu ini, masak tidak tahu tho Bu ? Adi itu keluarga orang yang sederhana Bu. Bagi Adi, buku itu g harus beli. Dia bisa membacanya di perpus sekolah atau pinjam temannya", jelas teman Guru tadi.
"Eh ? Masak iya ? Dia keluarga sederhana ya ? wah pantas saja tidak pernah bawa buku", jawab Bu Rini tadi sambil manggut-manggut.
Sebuah tempat dimana Saya mencurahkan semua yang ada di angan Saya dan memberikan arti keberadaan Saya pada orang-orang diluar sana. Terima kasih sudah mau mengunjungi dan mengikuti cerita nya :D
Kamis, 29 September 2011
Rabu, 28 September 2011
Obon / Bon Odori
Obon (お盆 ?) adalah serangkaian upacara dan tradisi di Jepang untuk merayakan kedatangan arwah leluhur yang dilakukan seputar tanggal 15 Juli menurut kalender Tempō (kalender lunisolar). Pada umumnya, Obon dikenal sebagai upacara yang berkaitan dengan agama Buddha Jepang, tapi banyak sekali tradisi dalam perayaan Obon yang tidak bisa dijelaskan dengan dogma agama Buddha. Obon dalam bentuk seperti sekarang ini merupakan sinkretisme dari tradisi turun temurun masyarakat Jepang dengan upacara agama Buddha yang disebut Urabon.
Tradisi dan ritual seputar Obon bisa berbeda-beda bergantung pada aliran agama Buddha dan daerahnya.
Di berbagai daerah di Jepang, khususnya di daerah Kansai juga dikenal perayaan Jizōbon yang dilakukan seusai perayaan Obon.
Asal-usul
Obon merupakan bentuk singkat dari istilah agama Buddha Urabon (盂蘭盆 ?) yang hanya diambil aksara Kanji terakhirnya saja bon (盆 ?, nampan) ditambah awalan honorifik huruf "O." Pada mulanya, Obon berarti meletakkan nampan berisi barang-barang persembahan untuk para arwah. Selanjutnya, Obon berkembang menjadi istilah bagi arwah orang meninggal (shōrō) yang diupacarakan dan dimanjakan dengan berbagai barang persembahan. Di daerah tertentu, Bonsama atau Oshorosama adalah sebutan untuk arwah orang meninggal yang datang semasa perayaan Obon.
Asal-usul tradisi Obon tidak diketahui secara pasti. Tradisi memperingati arwah leluhur di musim panas konon sudah ada di Jepang sejak sekitar abad ke-8.
Sejak dulu di Jepang sudah ada tradisi menyambut kedatangan arwah leluhur yang dipercaya datang mengunjungi anak cucu sebanyak 2 kali setahun sewaktu bulan purnama di permulaan musim semi dan awal musim gugur. Penjelasan lain mengatakan tradisi mengenang orang yang meninggal dilakukan 2 kali, karena awal sampai pertengahan tahun dihitung sebagai satu tahun dan pertengahan tahun sampai akhir tahun juga dihitung sebagai satu tahun.
Di awal musim semi, arwah leluhur datang dalam bentuk Toshigami (salah satu Kami dalam kepercayaan Shinto) dan dirayakan sebagai Tahun Baru Jepang. Di awal musim gugur, arwah leluhur juga datang dan perayaannya secara agama Buddha merupakan sinkretisme dengan Urabon.
Jepang mulai menggunakan kalender Gregorian sejak tanggal 1 Januari 1873, sehingga perayaan Obon di berbagai daerah di Jepang bisa dilangsungkan pada tanggal:
1. bulan ke-7 hari ke-15 menurut kalender Tempō
2. 15 Juli menurut kalender Gregorian
3. 15 Agustus menurut kalender Gregorian mengikuti perhitungan Tsukiokure (tanggal pada kalender Gregorian selalu lebih lambat 1 bulan dari kalender Tempō).
Pada tanggal 13 Juli 1873 pemerintah daerah Prefektur Yamanashi dan Prefektur Niigata sudah menyarankan agar orang tidak lagi merayakan Obon pada tanggal 15 Juli menurut kalender Tempō.
Tradisi dan ritual seputar Obon bisa berbeda-beda bergantung pada aliran agama Buddha dan daerahnya.
Di berbagai daerah di Jepang, khususnya di daerah Kansai juga dikenal perayaan Jizōbon yang dilakukan seusai perayaan Obon.
Asal-usul
Obon merupakan bentuk singkat dari istilah agama Buddha Urabon (盂蘭盆 ?) yang hanya diambil aksara Kanji terakhirnya saja bon (盆 ?, nampan) ditambah awalan honorifik huruf "O." Pada mulanya, Obon berarti meletakkan nampan berisi barang-barang persembahan untuk para arwah. Selanjutnya, Obon berkembang menjadi istilah bagi arwah orang meninggal (shōrō) yang diupacarakan dan dimanjakan dengan berbagai barang persembahan. Di daerah tertentu, Bonsama atau Oshorosama adalah sebutan untuk arwah orang meninggal yang datang semasa perayaan Obon.
Asal-usul tradisi Obon tidak diketahui secara pasti. Tradisi memperingati arwah leluhur di musim panas konon sudah ada di Jepang sejak sekitar abad ke-8.
Sejak dulu di Jepang sudah ada tradisi menyambut kedatangan arwah leluhur yang dipercaya datang mengunjungi anak cucu sebanyak 2 kali setahun sewaktu bulan purnama di permulaan musim semi dan awal musim gugur. Penjelasan lain mengatakan tradisi mengenang orang yang meninggal dilakukan 2 kali, karena awal sampai pertengahan tahun dihitung sebagai satu tahun dan pertengahan tahun sampai akhir tahun juga dihitung sebagai satu tahun.
Di awal musim semi, arwah leluhur datang dalam bentuk Toshigami (salah satu Kami dalam kepercayaan Shinto) dan dirayakan sebagai Tahun Baru Jepang. Di awal musim gugur, arwah leluhur juga datang dan perayaannya secara agama Buddha merupakan sinkretisme dengan Urabon.
Jepang mulai menggunakan kalender Gregorian sejak tanggal 1 Januari 1873, sehingga perayaan Obon di berbagai daerah di Jepang bisa dilangsungkan pada tanggal:
1. bulan ke-7 hari ke-15 menurut kalender Tempō
2. 15 Juli menurut kalender Gregorian
3. 15 Agustus menurut kalender Gregorian mengikuti perhitungan Tsukiokure (tanggal pada kalender Gregorian selalu lebih lambat 1 bulan dari kalender Tempō).
Pada tanggal 13 Juli 1873 pemerintah daerah Prefektur Yamanashi dan Prefektur Niigata sudah menyarankan agar orang tidak lagi merayakan Obon pada tanggal 15 Juli menurut kalender Tempō.
Geisha
Geisha (bahasa Jepang:芸者 "seniman") adalah seniman-penghibur (entertainer) tradisional Jepang. Kata geiko digunakan di Kyoto untuk mengacu kepada individu tersebut. Geisha sangat umum pada abad ke-18 dan abad ke-19, dan masih ada sampai sekarang ini, walaupun jumlahnya tidak banyak. "Geisha," yang dilafalkan dalam bahasa Inggris:/ˈgeɪ ʃa/ ("gei-" - "may"). Di Kansai, istilah "geiko" (芸妓) dan geisha pemula "maiko" (舞妓) yang digunakan sejak Restorasi Meiji.
Istilah "maiko" hanya digunakan di distrik Kyoto. Pengucapan ˈgi ʃa ("gei-" - "key") atau "gadis geisha" umum digunakan pada masa pendudukan Amerika Serikat di Jepang, mengandung konotasi prostitusi. Di Republik Rakyat Cina, kata yang digunakan adalah "yi ji," yang pengucapannya mirip dengan "ji" dalam bahasa Mandarin yang berarti prostitusi.
Geisha belajar banyak bentuk seni dalam hidup mereka, tidak hanya untuk menghibur pelanggan tetapi juga untuk kehidupan mereka. Rumah-rumah geisha ("Okiya") membawa gadis-gadis yang kebanyakan berasal dari keluarga miskin dan kemudian melatih mereka. Semasa kanak-kanak, geisha seringkali bekerja sebagai pembantu, kemudian sebagai geisha pemula (maiko) selama masa pelatihan.
Sumber : www.wikipedia.com , dengan penambahan secukupnya
Pandora Hearts
パンドラハーツ
(Pandora Hatsu)
Genre Mystery, Fantasy, Action, Comedy, Romance
Manga
Author Jun Mochizuki
Publisher Square Enix
English publisher Yen Press
Demographic Shōnen
Magazine GFantasy
Original run June 2006 – ongoing
Volumes 10
TV anime
Director Takao Kato
Studio XEBEC
Network TBS, BS-TBS
Original run April 2, 2009 – ongoing
Masuk ke Pandora Hearts!!! Kita ketemu banyak tokoh menarik dan pengisi suara yang keren abis. Fukuyama Jun, Ishida Akira, Minagawa Junko, Horie Yui, aah banyak deh. Dan untuk maskot mereka adalah kelinci hitam! Black Rabbit yang emang jadi tokoh utama cerita, disamping beberapa boneka lain seperti kelinci putih dan Emily. Mochizuki sensei sendiri menggunakan kucing hitam sebagai maskotnya.
Cerita dimulai ketika Oz Vessalius salah satu penerus bangsawan berumur lima belas tahun. Tepat dihari ulang tahunnya dia juga harus melaksanakan upacara pendewasaan. Dia digambarkan sebagai karakter yang seenaknya sendiri, kaya dan sering menjahili pelayan pribadinya Gilbert (Gil). Walau begitu ada satu hal yang selalu disembunyikan olehnya dari orang lain. Yaitu kesedihan karena Ayahnya yang tidak menerimanya dan mempedulikannya.
Sebelum upacara pendewasaan dia berkeliling dimansion bersama adik perempuannya Ada (Eida) dan pelayannya Gil. Secara tidak sengaja dia menemukan sebuah kuburan tua diruang bawah tanah dan sebuah jam saku yang tergantung disalah satu tepian nisan. Saat Oz memegang jam tersebut, untuk pertama kalinya dia bertemu dengan ‘Penguasa Abyss’ yang telah menunggunya untuk takdir yang tidak dia ketahui.
Diupacara kedewasaan semuanya berubah. Jam yang hening dan tak pernah berdetak selama seratus tahun, saat Oz menyentuhnya jam itu langsung berdetak menuju kearah jam 12. Bersamaan dengan bunyi jam tersebut, sebuah chain (mahluk yang terlahir di Abyss) muncul dan mengklaim bahwa Oz adalah miliknya. Gil pelayan setianya justru menikam tepat diatas jantungnya dan membuat ritual untuk membuka pintu Abyss, bersamaan dengan datangnya beberapa orang yang disebut sebagai ‘Dewa Kematian’ bertudung merah. Mereka menjebloskan Oz ke penjara Abyss atas dosanya yaitu ‘Keberadaannya didunia’.
Cerita Pandora Hearts banyak yang mengacu pada cerita dongeng Alice in The Wonderland dan Through The Looking-Glass yang dikarang oleh Lewis Carroll.
Kamis, 15 September 2011
Siapa yang egois sih menurut kalian ???
Pagi itu cuaca sangat dingin. Yaah, wajar sih kalau dingin. Hujan tadi malam yang turun, mengakibatkan pagi ini dipenuhi embun yang pastinya membuat cuaca sangat dingin.
Seperti kebiasaan orang-orang yang kedinginan, mereka memakai jaket kalau keluar rumah. ada juga yang hanya memakai pakaian lengan panjang yang hanya sekedar untuk melindunginya dari angin secara langsung. Dan pagi itu, banyak pula anak-anak SMA yang memakai jaket untuk pergi ke sekolah.
Di dalam kelas, banyak yang merasa kedinginan dengan menyalanya kipas angin yang berada di tengah kelas. Beberapa cewek yang umunya tidak tahan dingin, mulai merengek pada anak cowok yang memang tidak terlalu merasa dingin dengan cuaca yang ada, karena saat itu memang sudah mulai terasa panas karena sudah pukul 11 siang (dipercepat dikit ya :p)
"Oi, mattiin lah kipas angin nya. Dingin ini, g kasian apa yang merasa kedinginan". Rengek slah seorang cewek.
"Udah siang gini kok masih kedinginan si ? G kasian apa ma yang kepanasan itu ? ampe berkeringat gitu tuh", Celetuk seorang cowok yang merasa terganggu dengan kata-kata sang cewek
"Tapi kan kita nya kedinginan, masak iya sih ada yang kedinginan, kipas angin masih dinyalakan", rengeknya kembali
si Cowok yang merasa mulai jengkel, memarahi sang Cewek.
"Kamu itu jadi cewek egois amat si !! kalo kamu emang kedinginan, ya uda tinggal pindah tempat duduk ke sebelah sana kan, g usa duduk di bawah kipas angin !!", bentak sang cowok.
"Astaga, Kamu itu jadi cowok g usa egois lah, kita kedinginan di sini, jadi cowok ya mengalah dikit dong !", sang cewek ikut emosi
"Oi, pikir baik-baik, kamu pikir sapa yang egois ?? Kalo kamu emang kedinginan, ya uda pindah yang g kena angin. kan beres. Kalo misal kita yang kepanasan suruh matiin kipas angin, kita mau duduk di mana biar dapet angin ??? Masak iya keluar kelas ??? Sekarang pikir, sapa yang egois ??? kamu tinggal pindah selesei, g dingin, g kena angin. KLo kita yang kepanasan, kipas angin di matiin, gimana kita bisa dapet angin ??? mentang-mentang kamu cewek, Saya g bisa marah apa ??? G usa jadi cewek manja !!", Sang cwok lalu keluar kelas.
Sang cewek yang merasa jengkel, terdiam. Dalam hatinya, masih terngiang kata-kata sang cowok yang menurutnya sangat egois. Begitukah seorang cowok ??? masak sih kita kedinginan, tapi kita yang disuruh menjauh dari kipas angin ??Ya ogah lah.
Sang cowok yang berjalan di koridor kelas pun, juga terngiang kata-kata sang cewek yang menurutnya sangat egois. Masak sih cewek manja gitu ??? Kalo emang dia kedinginan, ya uda pindah aja ke tempat yang g kena kipas angin. Kalu kita yang kepanasan pindah dari dekat kipas angin, darimana kita dapet angin ?? Masak kipas angin yang nempel di dinding, dilepas trus dipindah ??? Gila aja. Kalo dia pindah kan beres. dia g kedinginan, dan kita kena angin. Cacad dah tu cewek
Dan siang itu pun, kelas terasa sepi, walaupun tidak ada guru, hanya suara kipas angin yang masih menyala memecah keheningan akibat perselisihan sementara ini
Seperti kebiasaan orang-orang yang kedinginan, mereka memakai jaket kalau keluar rumah. ada juga yang hanya memakai pakaian lengan panjang yang hanya sekedar untuk melindunginya dari angin secara langsung. Dan pagi itu, banyak pula anak-anak SMA yang memakai jaket untuk pergi ke sekolah.
Di dalam kelas, banyak yang merasa kedinginan dengan menyalanya kipas angin yang berada di tengah kelas. Beberapa cewek yang umunya tidak tahan dingin, mulai merengek pada anak cowok yang memang tidak terlalu merasa dingin dengan cuaca yang ada, karena saat itu memang sudah mulai terasa panas karena sudah pukul 11 siang (dipercepat dikit ya :p)
"Oi, mattiin lah kipas angin nya. Dingin ini, g kasian apa yang merasa kedinginan". Rengek slah seorang cewek.
"Udah siang gini kok masih kedinginan si ? G kasian apa ma yang kepanasan itu ? ampe berkeringat gitu tuh", Celetuk seorang cowok yang merasa terganggu dengan kata-kata sang cewek
"Tapi kan kita nya kedinginan, masak iya sih ada yang kedinginan, kipas angin masih dinyalakan", rengeknya kembali
si Cowok yang merasa mulai jengkel, memarahi sang Cewek.
"Kamu itu jadi cewek egois amat si !! kalo kamu emang kedinginan, ya uda tinggal pindah tempat duduk ke sebelah sana kan, g usa duduk di bawah kipas angin !!", bentak sang cowok.
"Astaga, Kamu itu jadi cowok g usa egois lah, kita kedinginan di sini, jadi cowok ya mengalah dikit dong !", sang cewek ikut emosi
"Oi, pikir baik-baik, kamu pikir sapa yang egois ?? Kalo kamu emang kedinginan, ya uda pindah yang g kena angin. kan beres. Kalo misal kita yang kepanasan suruh matiin kipas angin, kita mau duduk di mana biar dapet angin ??? Masak iya keluar kelas ??? Sekarang pikir, sapa yang egois ??? kamu tinggal pindah selesei, g dingin, g kena angin. KLo kita yang kepanasan, kipas angin di matiin, gimana kita bisa dapet angin ??? mentang-mentang kamu cewek, Saya g bisa marah apa ??? G usa jadi cewek manja !!", Sang cwok lalu keluar kelas.
Sang cewek yang merasa jengkel, terdiam. Dalam hatinya, masih terngiang kata-kata sang cowok yang menurutnya sangat egois. Begitukah seorang cowok ??? masak sih kita kedinginan, tapi kita yang disuruh menjauh dari kipas angin ??Ya ogah lah.
Sang cowok yang berjalan di koridor kelas pun, juga terngiang kata-kata sang cewek yang menurutnya sangat egois. Masak sih cewek manja gitu ??? Kalo emang dia kedinginan, ya uda pindah aja ke tempat yang g kena kipas angin. Kalu kita yang kepanasan pindah dari dekat kipas angin, darimana kita dapet angin ?? Masak kipas angin yang nempel di dinding, dilepas trus dipindah ??? Gila aja. Kalo dia pindah kan beres. dia g kedinginan, dan kita kena angin. Cacad dah tu cewek
Dan siang itu pun, kelas terasa sepi, walaupun tidak ada guru, hanya suara kipas angin yang masih menyala memecah keheningan akibat perselisihan sementara ini
Langganan:
Postingan (Atom)