Minggu, 09 Oktober 2011

arti sebuah pohon bagiku

Sudah 1 bulan ini aku tidak pulang ke rumah. Mungkin lebih tepatnya, 1 bulan lebih 1 pekan. Hal ini aku lakukan karena 2 minggu yang lalu aku sudah bertemu dengan Umi (ibu) di Hotel Pandanaran karena sedang melakukan diklat di sana. Aku memang jarang balik ke rumahku yang ada di Solo. Aku lebih sering menghabiskan waktu libur akhir pekan kuliahku di kos yang ada di Semarang. Dengan berpegang pada kata-kata Abah (bapak), akan lebih baik jika aku jarang pulang agar bisa merasakan betapa pentingnya memiliki rasa sayang dan rindu pada kampung halaman.
Namun kali ini aku harus pulang karena kakakku sakit. Aku jadi berpikir tentang wirausaha yang ada di rumah yang dipegang oleh kakak. Hal inilah yang mendorongku untuk pulang ke rumah secepatnya dan juga untuk menjaga kakak.
Setelah prepare untuk persiapan balik ke Solo, aku segera turun untuk memanasi mesin motorku. Kulihat motorku sangat kotor. Lumpur kering yang ada di knalpot benar-benar tidak nyaman untuk dipandang. Begitu juga debu yang sedikit kering di body motor bagian samping dan depan. Mungkin ketika nanti sampai di rumah, aku pasti akan dimarahi sama Abah, keluhku.
Aku duduk di kursi sofa hijau yang sudah tidak bagus lagi, namun masih nyaman jika untuk bersantai. Kupakai sepatuku yang sudah ada sobekan kecil di bagian depan. Kembali aku cek barang bawaanku yang berupa celana jeans kotor, jaket serta handuk yang harus dicuci. Mungkin hal ini terlalu menjijikkan karena membawa semua ini ketika pulang kampung. Tapi yaa mau bagaimana lagi. Aku tidak sempat untuk membersihkan semuanya.
Setelah semua sudah masuk, kulihat layar HP, sudah jam 13.40 WIB. Segera kupakai masker dan sarung tangan kemudian bersiap untuk berangkat. Aku cek terlebih dahulu ban motorku serta bensin yang ada. Harus beli bensin dan isi angin dulu ini, gumamku. Setelah berdo’a, segera kujalankan motorku ke POM Bensin terlebih dahulu untuk isi bensin dan isi angin. Setelah mengisi bensin, kembali aku berdo’a untuk keselamatan selama perjalanan yang biasanya akan memakan waktu selama 2 jam dengan kecematan normal dan jalan tidak terlalu ramai.
Ketika dalam perjalanan, seperti biasa agar tidak mengantuk aku sibukkan diriku dengan bernyanyi. Kebiasaan yang tidak bisa aku rubah sejak dulu, menyanyi, dan tentu saja menyanyikan lagu lagu anime. Tapi tak selama perjalanan aku hanya bernyayi. Kadang juga sambil berdzikir, ngomong sendiri karena ada pengendara lain yang tidak mentaati tata tertib lalu lintas serta menikmati angin dan pemandangan selama perjalanan.
Membahas tentang pengendara yang tidak mentaati tata tertib, aku sempat dibuat naik darah gara-gara ada pengendara yang tidak konsisten dengan jalurnya. Kalau tidak salah pas masih berada di sekitar Bawen. Ada seorang pengendara motor dengan kendaraan Vixion biru yang saat itu berkendara dengan kecepatan yang yang sangat pelan. Kenapa berjalan pelan bisa membuat aku naik darah ? karena dia berada di tengah-tengah lajur. Dan hal ini membuat beberapa pengendara yang berada di belakangnya, termasuk aku, susah untuk memacu kecepatan karena susah untuk mendahuluinya dikarenakan lajur dari arah yang berlawanan sangat ramai.
Setelah itu, ada lagi sopir bus yang membuatku jengkel juga. Hal ini terjadi di sekitar perbatasan Sukoharjo-Kartasura. Jalanan yang ramai dari lajur yang berlawanan arah, membuatku sedikit berpikir, kenapa bisa sampai macet, padahal dari arahku sama sekali tidak macet. Setelah beberapa ratus meter aku lewati keramaian dari lajur yang berlawanan arah, tiba-tiba di depanku ada bus gila yang melewati batas lajurnya dan hal ini benar-benar membuat macet keadaan. Bus yang berniat untuk melewati keramaian dengan cara berjalan di lajur yang berlawanan arah ini, sukses membuatku marah dan mencaci-makinya (dalam hati sih :p).

Kamis, 06 Oktober 2011

Pentingnya Sebuah Niat

Pagi ini sama seperti pagi sebelumnya. Aku terbangun karena alarm dari handphone ku yang berbunyi tidak terlalu keras. Kuraih handphone dan kulihat pada layar, 06.30 WIB. Segera kutekan tombol untuk mematikan alarm dan dengan sedikit malas, ku gerakkan mouse PC ku agar monitor yang dalam keadaan mati standby, segera menyala. SEAL ku masih online, pikirku. Segera aku kembali ke kasur tidurku yang memang lesehan dan seperti biasa, kembali tidur dengan sesekali terbangun sambil melihat waktu yang ditunjukkan oleh handphone.
Entah waktu yang berjalan sangat cepat atau memang aku yang masih ingin tidur, akhirnya waktu menunjukkan pukul 08.45 WIB. Aku sedikit mengingat tugas makul untuk hari ini, yakni Matematika Diskrit karena diberitahu oleh temanku lewat sms. Setelah mengingat sejenak, barulah aku sadar bahwa tugasnya sangat banyak dan tentu saja, aku belum mengerjakannya satu nomer pun. Dengan segera saya balas sms temanku, kemudian bersiap untuk mandi.
Seusai mandi, seperti biasa, aku prepare sebentar di Game SEAL Online yakni untuk purchasing. Sedikit menyesal juga sih karena couple SEAL sudah tidak pernah online. Tapi, yaah paling tidak daripada PC mati tidak digunakan buat apapun, masih mending buat purchasing. Setelah semua sudah siap, segera aku sms temanku untuk meminjam tugas Matematika Diskrit ini yang harus dikumpulkan sebelum dosen memasuki ruang kuliah. Aku segera turun dari kamar kost ku yang berada di lantai 2. Segera aku menuju motorku yang berada di bawah. Kulihat beberapa motor teman-teman kost ku sudah tidak ada. Wajarlah, ini sudah jam 9 pagi. Sudah pada berangkat, pikirku.
Setelah mesin motor sudah lumayan panas, segera aku berangkat ke kampus dengan jalur seperti biasa, yakni lewat jalan belakang yang memang lebih dekat untk mencapai kampus dari kost ku daripada harus lewat gerbang depan. Dalam perjalanan, yang ada dalam benakku adalah segera sampai dan segera mengerjakan tugas Matematika Diskrit yang dikumpulkan di loker Dosen sebelum dosen memasuki ruang kuliah. Padahal, kuliah akan di mulai pukul 10.10 WIB. Motor segera saya parkir setelah akhirnya sampai di kampus. Parkiran penuh. Mungkin jadwal hari ini terisi semua, pikirku. Namun, bisa jadi karena angkatan baru, yakni angkatan 2011 banyak yang memakai kendaraan ke kampus.
Setelah memarkir motor, bergegas aku menuju depan ruang B103 yang disana sudah ada temanku yang menunggu. Ketika berjalan menuju depan ruang B103, yang ada dalam pikiranku masih sama, yakni segera mengerjakan tugas dan segera dikumpulkan. Tetapi, untuk kali ini, aku juga memikirkan tentang Makrab untuk alumni SMA ku yang telah sukses masuk ke perguruan tinggi yang akan diadakan besok hari Sabtu-Ahad. Semua pikiran menjadi satu. Aku berjalan sambil menatap pavling yang tertata sangat rapi di sepanjang jalan menuju gedung B.
Aku berbelok di tikungan yang berada di samping kantin kampus. Temanku sudah di sana.  Kusapa mereka dan tanpa basa-basi, aku menanyakan tugas yang harus dikumpulkan. Kuambil kertas polio yang sudah tersedia di depanku. Kemudian kucari pena di tas. Setelah bersiap untuk mengerjakan, ternyata penaku macet. Teringat akan rapat tadi malam di WP, penaku digunakan temanku untuk coret -coret di atas batu. Sial bener ini, pikirku.
“Vris, pinjem pena dong, punyaku macet nih. Kek nya gara-gara tadi malem di pakai mainan Dita deh”, kataku pada temanku.
“Ambil aja di dalam tempat pensil ku. Ada dua kok, bawa aja dulu”, katanya.
Tanpa menunggu lama, langsung ku ambil pena yang ada di tempat pensil nya. Kembali aku duduk bersila dan bersiap untuk mengerjakan tugas yang lebih tepatnya adalah menyalin tugas temenku. Ketika aku menyalin tugas temanku, tidak terbesit sedikitpun olehku tentang materi yang ada di depanku saat ini. Pikiranku benar-benar tidak memahami apa yang kutulis.
Selesai, teriakku dalam hati. Kulihat jam pada HP, menunjukkan pukul 09.50 WIB. Hmm, masih ada 20 menit sebelum masuk, gumamku. Segera aku berdiri, memberikan tugasku yang merupakan hasil salinan pada temanku tadi.
“Titip ya, aku mo makan dulu, laper”, kataku. Padahal sebenarnya, aku tidak terlalu lapar saat ini.
“Ya oke, penanya bawa dulu aja”, jawabnya.
“Siip”, kataku kembali sambil bergegas menuju kantin.
Kantin masih tidak terlalu ramai. Masih ada beberapa meja kosong di sini. Kulihat angkatan atas sedang berbincang dengan teman seangkatanku. Sedikit senyum sambil kusapa mereka yang berada di meja dekat pintu kantin, namun aku langsung lalu begitu saja menuju tempat memesan makanan. Beberapa makanan sederhana tertata rapi di sana. Dari sayur, tumisan, hingga lauk seperti telur, tahu, bakso, dan lain lain.

Kamis, 29 September 2011

Terkadang, dia itu pandai

"Adi, kerjakan soal nomor 4. Silakan maju ke depan", perintah Ibu Guru matematika yang bernama Bu Rini siang itu, namun tidak ada jawaban dari nama yang dipanggil.

"Adi, haloo Adii", nadaBu RIniu mulai naik. Terlihat wajahnya mulai merah karena marah.

"Adi ! Bangun ! Kerjakan soal nomor 4 !",Bu Riniakhirnya marah karena mengetahui ternyata Adi tertidur di waktu pelajaran saat itu.

Adi yang tidur, kaget mendengar bentakan yang sangat keras dari Bu Rini. Ia langsung duduk tegap dengan mata masih agak merah dan mulut yang terlihat ada sedikit sisa liur yang keluar. Beberapa liapatan di wajah, memberikan arti bahwa ia sudah tertidur cukup lama.

""Adi ! Jadi sejak tadi kamu tidur saat pelajaran ya ! Ckckck. Sekarang kamu keluar !", perintah Ibu Guru.

Dengan malas, Adi keluar kelas. Dengan wajah yang masih terlihat sangat mengantuk. Ketika dia berada di depan papan tulis, sekilas dia melihat materi yang diajarkan Bu Rini. Kemudian, dia menundukkan kepala lagi dan berjalan menuju pintu kelas, kemudian keluar.

Di luar, ia hanya mendengarkan kata-kata yang terdengar dari gurunya.

Keesokan harinya, pelajaran Matematika lagi. Dan Bu Rini kemarin sudah berpesan bahwa siapa yang tidak membawa buku paket, maka selayaknya bagi dia untuk keluar kelas saja. Dan kontan saja, Adi kaget dengan hal ini. Dia tidak punya buku paket. Dengan wajah yang sedikit gelisah, ia mulai bertanya pada teman-teman sekelasnya, siapa tahu ada yang membawa buku dobel. namun alhasil, semua hanya membawa 1 buku paket. Kemudian Adi terdiam. Menenangkan pikiran dan hatinya.

Bel berbunyi. Pagi ini, mungkin akan menjadi pagi yang kelam bagi Adi. Pasti akan disuruh berdiri di luar kelas lagi sama Bu Rini. Setelah menunggu beberapa waku, akhirnya Ibu Rini datang. Semua berdiri atas aba-aba dari ketua kelas, memberi salam, kemudian berdo'a bersama. Seperti biasa, Ibu Rini langsung meng-absen murid nya satu-persatu. setelah meng-absen, kalimat yang paling tidak ingin di dengar Adi akhirnya keluar.

"Keluarkan buku paket kalian, dan bagi siapa yang tidak membawa buku paket, silakan keluar kelas"

Adi langsung berdiri, berjalan dengan sedikit gontai menuju meja guru.

"Bu, maaf. Saya tidak membawa buku paket Bu. Saya bukan lupa atau sengaja. Tapi karena Saya tidak punya buku nya", Adi langsung berbicara terus terang.

Bu RIni sedikit kaget dengan pengakuan yang sangat jujur ini. Dengan nada yang sedikit ramah tapi menusuk, Adi disuruh berdiri di luar kelas.

Pelajaran pun dimulai. Adi yang berada di luar, hanya bisa mendengarkan apa yang Bu Rini ajarkan di dalam kelas. Hanya mendengarkan saja. Sebenarnya bisa bagi dia untuk melihat apa yang ditulis di papan tulis. Namun jika ia menginginkan hal ini, ia harus menaiki sebuah meja kecil yang berada di dekat situ. Dan hal ini ia singkirkan jauh-jauh dari pikirannya karena bukan hal yang sopan.

Begitu seterusnya. Setiap kali pelajaran Matematika, Adi selalu dikeluarkan dari kelas. Hingga suatu ketika, Ibu Rini mulai sedikit jengkel dan akhirnya mulai membuka pembicaraan di ruang guru.

"Eh Bu, tau nggak anak yang bernama Adi itu ?? itu tuh yang badannya kecil, agak hitam, tapi sedikit manis", tanya Bu Rini tadi pada Guru di sebelahnya.

"Oh, si Adi itu ya. Memangnya kenapa Bu ? Apa dia selalu ramai di dalam kelas ??", balasnya.

"Bukan itu sih. Hanya  saja, dia itu kok malasan banget sih ya. Ke sekolah tidak pernah bawa buku paket. Sudah gitu, kerjaannya selalu saja tiduur. haduh. Mau dapet nilai apa dia nanti ketika test", keluh Bu Rini.

"Haduh Ibu ini, masak tidak tahu tho Bu ? Adi itu keluarga orang yang sederhana Bu. Bagi Adi, buku itu g harus beli. Dia bisa membacanya di perpus sekolah atau pinjam temannya", jelas teman Guru tadi.

"Eh ? Masak iya ? Dia keluarga sederhana ya ? wah pantas saja tidak pernah bawa buku", jawab Bu Rini tadi sambil manggut-manggut.

Rabu, 28 September 2011

Obon / Bon Odori

Obon (お盆 ?) adalah serangkaian upacara dan tradisi di Jepang untuk merayakan kedatangan arwah leluhur yang dilakukan seputar tanggal 15 Juli menurut kalender Tempō (kalender lunisolar). Pada umumnya, Obon dikenal sebagai upacara yang berkaitan dengan agama Buddha Jepang, tapi banyak sekali tradisi dalam perayaan Obon yang tidak bisa dijelaskan dengan dogma agama Buddha. Obon dalam bentuk seperti sekarang ini merupakan sinkretisme dari tradisi turun temurun masyarakat Jepang dengan upacara agama Buddha yang disebut Urabon.

Tradisi dan ritual seputar Obon bisa berbeda-beda bergantung pada aliran agama Buddha dan daerahnya.

Di berbagai daerah di Jepang, khususnya di daerah Kansai juga dikenal perayaan Jizōbon yang dilakukan seusai perayaan Obon.

Asal-usul

Obon merupakan bentuk singkat dari istilah agama Buddha Urabon (盂蘭盆 ?) yang hanya diambil aksara Kanji terakhirnya saja bon (盆 ?, nampan) ditambah awalan honorifik huruf "O." Pada mulanya, Obon berarti meletakkan nampan berisi barang-barang persembahan untuk para arwah. Selanjutnya, Obon berkembang menjadi istilah bagi arwah orang meninggal (shōrō) yang diupacarakan dan dimanjakan dengan berbagai barang persembahan. Di daerah tertentu, Bonsama atau Oshorosama adalah sebutan untuk arwah orang meninggal yang datang semasa perayaan Obon.

Asal-usul tradisi Obon tidak diketahui secara pasti. Tradisi memperingati arwah leluhur di musim panas konon sudah ada di Jepang sejak sekitar abad ke-8.

Sejak dulu di Jepang sudah ada tradisi menyambut kedatangan arwah leluhur yang dipercaya datang mengunjungi anak cucu sebanyak 2 kali setahun sewaktu bulan purnama di permulaan musim semi dan awal musim gugur. Penjelasan lain mengatakan tradisi mengenang orang yang meninggal dilakukan 2 kali, karena awal sampai pertengahan tahun dihitung sebagai satu tahun dan pertengahan tahun sampai akhir tahun juga dihitung sebagai satu tahun.

Di awal musim semi, arwah leluhur datang dalam bentuk Toshigami (salah satu Kami dalam kepercayaan Shinto) dan dirayakan sebagai Tahun Baru Jepang. Di awal musim gugur, arwah leluhur juga datang dan perayaannya secara agama Buddha merupakan sinkretisme dengan Urabon.

Jepang mulai menggunakan kalender Gregorian sejak tanggal 1 Januari 1873, sehingga perayaan Obon di berbagai daerah di Jepang bisa dilangsungkan pada tanggal:
1. bulan ke-7 hari ke-15 menurut kalender Tempō
2. 15 Juli menurut kalender Gregorian
3. 15 Agustus menurut kalender Gregorian mengikuti perhitungan Tsukiokure (tanggal pada kalender Gregorian selalu lebih lambat 1 bulan dari kalender Tempō).

Pada tanggal 13 Juli 1873 pemerintah daerah Prefektur Yamanashi dan Prefektur Niigata sudah menyarankan agar orang tidak lagi merayakan Obon pada tanggal 15 Juli menurut kalender Tempō.

Geisha



Geisha (bahasa Jepang:芸者 "seniman") adalah seniman-penghibur (entertainer) tradisional Jepang. Kata geiko digunakan di Kyoto untuk mengacu kepada individu tersebut. Geisha sangat umum pada abad ke-18 dan abad ke-19, dan masih ada sampai sekarang ini, walaupun jumlahnya tidak banyak. "Geisha," yang dilafalkan dalam bahasa Inggris:/ˈgeɪ ʃa/ ("gei-" - "may"). Di Kansai, istilah "geiko" (芸妓) dan geisha pemula "maiko" (舞妓) yang digunakan sejak Restorasi Meiji.

Istilah "maiko" hanya digunakan di distrik Kyoto. Pengucapan ˈgi ʃa ("gei-" - "key") atau "gadis geisha" umum digunakan pada masa pendudukan Amerika Serikat di Jepang, mengandung konotasi prostitusi. Di Republik Rakyat Cina, kata yang digunakan adalah "yi ji," yang pengucapannya mirip dengan "ji" dalam bahasa Mandarin yang berarti prostitusi.

Geisha belajar banyak bentuk seni dalam hidup mereka, tidak hanya untuk menghibur pelanggan tetapi juga untuk kehidupan mereka. Rumah-rumah geisha ("Okiya") membawa gadis-gadis yang kebanyakan berasal dari keluarga miskin dan kemudian melatih mereka. Semasa kanak-kanak, geisha seringkali bekerja sebagai pembantu, kemudian sebagai geisha pemula (maiko) selama masa pelatihan.
 
 
 
Sumber : www.wikipedia.com , dengan penambahan secukupnya

Pandora Hearts



パンドラハーツ
(Pandora Hatsu)
Genre Mystery, Fantasy, Action, Comedy, Romance
Manga
Author Jun Mochizuki
Publisher Square Enix
English publisher Yen Press
Demographic Shōnen
Magazine GFantasy
Original run June 2006 – ongoing
Volumes 10
TV anime
Director Takao Kato
Studio XEBEC
Network TBS, BS-TBS
Original run April 2, 2009 – ongoing

Masuk ke Pandora Hearts!!! Kita ketemu banyak tokoh menarik dan pengisi suara yang keren abis. Fukuyama Jun, Ishida Akira, Minagawa Junko, Horie Yui, aah banyak deh. Dan untuk maskot mereka adalah kelinci hitam! Black Rabbit yang emang jadi tokoh utama cerita, disamping beberapa boneka lain seperti kelinci putih dan Emily. Mochizuki sensei sendiri menggunakan kucing hitam sebagai maskotnya.

Cerita dimulai ketika Oz Vessalius salah satu penerus bangsawan berumur lima belas tahun. Tepat dihari ulang tahunnya dia juga harus melaksanakan upacara pendewasaan. Dia digambarkan sebagai karakter yang seenaknya sendiri, kaya dan sering menjahili pelayan pribadinya Gilbert (Gil). Walau begitu ada satu hal yang selalu disembunyikan olehnya dari orang lain. Yaitu kesedihan karena Ayahnya yang tidak menerimanya dan mempedulikannya.

Sebelum upacara pendewasaan dia berkeliling dimansion bersama adik perempuannya Ada (Eida) dan pelayannya Gil. Secara tidak sengaja dia menemukan sebuah kuburan tua diruang bawah tanah dan sebuah jam saku yang tergantung disalah satu tepian nisan. Saat Oz memegang jam tersebut, untuk pertama kalinya dia bertemu dengan ‘Penguasa Abyss’ yang telah menunggunya untuk takdir yang tidak dia ketahui.

Diupacara kedewasaan semuanya berubah. Jam yang hening dan tak pernah berdetak selama seratus tahun, saat Oz menyentuhnya jam itu langsung berdetak menuju kearah jam 12. Bersamaan dengan bunyi jam tersebut, sebuah chain (mahluk yang terlahir di Abyss) muncul dan mengklaim bahwa Oz adalah miliknya. Gil pelayan setianya justru menikam tepat diatas jantungnya dan membuat ritual untuk membuka pintu Abyss, bersamaan dengan datangnya beberapa orang yang disebut sebagai ‘Dewa Kematian’ bertudung merah. Mereka menjebloskan Oz ke penjara Abyss atas dosanya yaitu ‘Keberadaannya didunia’.

Cerita Pandora Hearts banyak yang mengacu pada cerita dongeng Alice in The Wonderland dan Through The Looking-Glass yang dikarang oleh Lewis Carroll.

Kamis, 15 September 2011

Siapa yang egois sih menurut kalian ???

Pagi itu cuaca sangat dingin. Yaah, wajar sih kalau dingin. Hujan tadi malam yang turun, mengakibatkan pagi ini dipenuhi embun yang pastinya membuat cuaca sangat dingin.

Seperti kebiasaan orang-orang yang kedinginan, mereka memakai jaket kalau keluar rumah. ada juga yang hanya memakai pakaian lengan panjang yang hanya sekedar untuk melindunginya dari angin secara langsung. Dan pagi itu, banyak pula anak-anak SMA yang memakai jaket untuk pergi ke sekolah.

Di dalam kelas, banyak yang merasa kedinginan dengan menyalanya kipas angin yang berada di tengah kelas. Beberapa cewek yang umunya tidak tahan dingin, mulai merengek pada anak cowok yang memang tidak terlalu merasa dingin dengan cuaca yang ada, karena saat itu memang sudah mulai terasa panas karena sudah pukul 11 siang (dipercepat dikit ya :p)

"Oi, mattiin lah kipas angin nya. Dingin ini, g kasian apa yang merasa kedinginan". Rengek slah seorang cewek.

"Udah siang gini kok masih kedinginan si ? G kasian apa ma yang kepanasan itu ? ampe berkeringat gitu tuh", Celetuk seorang cowok yang merasa terganggu dengan kata-kata sang cewek

"Tapi kan kita nya kedinginan, masak iya sih ada yang kedinginan, kipas angin masih dinyalakan", rengeknya kembali

si Cowok yang merasa mulai jengkel, memarahi sang Cewek.

"Kamu itu jadi cewek egois amat si !! kalo kamu emang kedinginan, ya uda tinggal pindah tempat duduk ke sebelah sana kan, g usa duduk di bawah kipas angin !!", bentak sang cowok.

"Astaga, Kamu itu jadi cowok g usa egois lah, kita kedinginan di sini, jadi cowok ya mengalah dikit dong !", sang cewek ikut emosi

"Oi, pikir baik-baik, kamu pikir sapa yang egois ?? Kalo kamu emang kedinginan, ya uda pindah yang g kena angin. kan beres. Kalo misal kita yang kepanasan suruh matiin kipas angin, kita mau duduk di mana biar dapet angin ??? Masak iya keluar kelas ??? Sekarang pikir, sapa yang egois ??? kamu tinggal pindah selesei, g dingin, g kena angin. KLo kita yang kepanasan, kipas angin di matiin, gimana kita bisa dapet angin ??? mentang-mentang kamu cewek, Saya g bisa marah apa ??? G usa jadi cewek manja !!", Sang cwok lalu keluar kelas.

Sang cewek yang merasa jengkel, terdiam. Dalam hatinya, masih terngiang kata-kata sang cowok yang menurutnya sangat egois. Begitukah seorang cowok ??? masak sih kita kedinginan, tapi kita yang disuruh menjauh dari kipas angin ??Ya ogah lah.

Sang cowok yang berjalan di koridor kelas pun, juga terngiang kata-kata sang cewek yang menurutnya sangat egois. Masak sih cewek manja gitu ??? Kalo emang dia kedinginan, ya uda pindah aja ke tempat yang g kena kipas angin. Kalu kita yang kepanasan pindah dari dekat kipas angin, darimana kita dapet angin ?? Masak kipas angin yang nempel di dinding, dilepas trus dipindah ??? Gila aja. Kalo dia pindah kan beres. dia g kedinginan, dan kita kena angin. Cacad dah tu cewek

Dan siang itu pun, kelas terasa sepi, walaupun tidak ada guru, hanya suara kipas angin yang masih menyala memecah keheningan akibat perselisihan sementara ini

Selasa, 09 Agustus 2011

Digimon Adventure

Digimon. Merupakan sebuah film yang mungkin, hampir 80% anak-anak di Indonesia yang saat film ini diputar di Indonesia, pasti pernah melihatnya. Ya. Digimon atau kepanjangan dari Digital Monster merupakan Anime yang berasal dari Jepang.

Berawal dari kemah musim panas, mereka bertujuh, yakni Yagami Taichi, Takenouchi Sora, Ishida Yamato, Izumi Koushiro, Tachikawa Mimi, Kido Joe dan Takaishi Takeru tiba-tiba kejatuhan sebuah benda dari langit. Mereka mengira bahwa itu adalah meteorid yang terjatuh. Namun, setelah mereka pastikan, ternyata bentuknya semacam jam digital yang kemudian dinamakan Digivice. Ketika mereka mengambilnya dari kawah salju, tiba-tiba langit terbelah dan mereka terhisap di dalamnya, dan inilah awal dari petualangan mereka di dunia Digital sebagai anak-anak terpilih.

Mereka terdampar di sebuah pulau bernama File Island bertemu dengan digimon yang di kemudian hari akan menjadi partner mereka dalam mengarungi Dunia Digital yang memiliki tujuan untuk menyelamatkan dunia digital. Berkat kekuatan perasaan antara digimon dengan anak-anak terpilih yang menjadi majikannya, digimon ini mengalami evolusi menjadi digimon yang lebih kuat.

Di File Island, ternyata ada digimon jahat yang bernama Devimon, yang merupakan salah satu ancaman bagi dunia digital. Devimon membuat digimon-digimon lain menjadi jahat karena mereka dikendalikan dengan semacam roda gerigi hitam yang memasuki tubuh para digimon. Anak-anak terpilih beserta digimonnya, berusaha menghancurkan roda gerigi hitam itu agar digimon yang telah dirasuki, bisa kembali normal. Dan kemudia, mereka berusaha untuk mengalahkan Devimon karena telah berhasil menemukan tempat persembunyiannya. Dan berkat munculnya Angemon, Devimon dapat dikalahkan.

cari sumbangan apa ngasih sumbangan ???

Masih di suatu pemukiman yang sama. Dengan berbagai macam sifat penduduk yang mendiami rumah mereka masing-masing. Hari ini, cuaca tidak nampak panas. Ramalan cuaca kemarin mengabarkan bahwa hari ini akan sedikit tertutup awan. Dan memang terlihat siang ini tidak terlalu panas karena sinar matahari tertutup awan yang tidak terlalu tebal.


Di sekitar pemukiman ini, ada sebuah keadaan yang sangat aneh. Ada rumah yang benar-benar kontras dengan situasi yang ada didekatnya. Ya. Rumah di ujung sana. Rumah yang benar-benar memiliki keadaan sangat langka. Rumah dipojok sana itu memiliki taman yang besar dan indah di halaman rumahnya. Rerumputan nan hijau yang tumbuh dengan tinggi yang sama serta beberapa bunga indah, ikut menyela sedikit-sedikit. Dapat dijumpai pula beberapa tanaman jenis Palm yang tumbuh guna memberikan suasana cool di taman yang luas ini.


Namun siapa sangka, halaman yang sangat luas ini ternyata bukan hanya milik rumah super mewah ini. Di bagian depan dari rumah mewah itu, yang mungkin banyak orang akan menyangkanya sebagai pos satpam. Tetapi, itu ternyata bukan sebuah tempat yang hanya dihuni maksimal 2 orang seperti dugaan banyak orang. Itu adalah rumah salah satu keluarga yang memang memiliki sedikit tanah di halaman rumah mewah ini. Hal ini terjadi karena sebenarnya dahulu sebelum rumah mewah ini dibangun, ada semacam rumah yang rumah ini dikatakan oleh beberapa orang sebagai rumah yang banyak muncul rejeki tak disangka. Sehingga, sang pemilik rumah mewah berpikir bahwa rumah ini sebaiknya tidak dihancurkan dan berinisiatif pula untuk memberikan sebagian rejekinya juga untuk yang pemilik rumah peot ini.


Beberapa orang yang melewati rumah ini, biasanya beranggapan bahwa rumah peot ini adalah semacam pos satpam. Sehingga banyak tamu yang tidak diundang yang belum mengenal baik dengan sang oemilik rumah mewah, jika mereka hendak bertamu, biasanya mencoba lapor ke rumah peot ini. Dan tentu saja, sang pemilik rumah peot ini hanya bisa berkata yang akan selalu sama ketika mendapat kejadian yang sama pula. "Silakan lurus saja Pak, mau masuk saja bapak / ibu sampai tidak tahu jalan ya karena taman rumah ini terlalu luas ?".

Pengamen yang kreatif

Di siang yang panas ini, mungkin adalah waktu yang tepat untuk beristirahat. Beberapa orang yang memiliki kulit sensitif terhadap panas, umumnya tidak kuat menahan sengatan sinar matahari. Mereka berada di rumah, di kamar, di depan kipas angin atau di ruangan ber-AC.

Seperti biasa, di daerah pemukiman ini, ada beberapa pengamen yang sering berkeliling untuk mencari dana sumbangan yang entah itu benar-benar karena kekurangan dana atau memang karena untuk mencari tambahan dana yang hanya digunakan untuk berfoya-foya. Dan benar saja, pengamen liar ini mendatangi rumah satu persatu dan beraksi layaknya seorang penyanyi solo. Dan jelas di siang hari sepanas ini, dimana merupakan waktu untuk beristirahat, banyak pemilik rumah yang benar-benar terganggu terhadap aksi para pengamen liar ini. Dengan malas, mereka biasanya memberikan uang yang sekiranya cukup untuk mereka. Dari 200 rupiah, hingga 500 rupiah.

Beberapa rumah, bahkan ada yang memasang stiker atau kertas dengan tulisan "Ngamen Gratis", atau "Maaf, Ngamen Gratis di Hari Libur". Mereka berpikir bahwa dengan memasang tulisan-tulisan ini, maka pengamen liar akan memahami kata-kata dari tulisan itu dan tidak akan mengamen di depan rumah itu.

Namun parahnya, ada kejadian yang benar-benar diluar dugaan. Yang ini merupakan kejadian teraneh yang mungkin benar-benar membuat sebagian orang memuncak emosi nya, namun di sisi lain, ada yang merasa bahwa kejadian ini merupakan hal kocak tersendiri.

Begini ceritanya. Pengamen itu seperti biasa mencari sumbangan dari rumah ke rumah. Dan ketika berada di suatu rumah, dia melihat tulisan "Ngamen Gratis". Sontak saja, dia langsung memikirkan arti kata-kata itu. Dia berpikir sejenak di depan rumah. Dan akhirnya tersenyum sendiri. Kemudian, dia segera pergi dari rumah tersebut.

Beberapa waktu kemudian, dia kembali lagi, si Pengamen itu. Namun, dia tidak sendiri. Dia membawa beberapa rekannya yang sama-sama pengamen. beberapa temannya ada yang membawa kecrekan, kaleng bekas, dan seruling. Kemudian, mereka menempatkan diri di depan rumah tadi. Dan memulai aksi mereka, main band dengan alat seadanya.

Sang pemilik rumah yang sedang asik-asiknya beristirahat, kaget dengan adanya keributan musik yang tidak jelas di depan rumahnya, segera keluar dan mencaari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dan begitu melihat beberapa pengamen yang sedang bermain di depan rumahya, dia marah-marah.

"Oi, apa yang kalian lakukan di depan rumahku !! Kalian kira rumahku tempat konser apa !", bentak pemilik rumah.

"Eh eh, itu pemilik rumah yang baik sudah keluar tuh," tukas salah seorang pengamen.

"Kalian kira Ngamen di sini gratis apa, enak aja ngamen di depan rumah orang", bentak pemilik rumah sambil mengacungkan sapu dan bersiap melemparkannya.

"Pak pak, sabar dulu Pak. Bukannya begitu Pak ??? Kan Bapak sendiri yang memasang tulisan di dpan rumah Pak," jelas salah seorang pengamen.

"Apa maksud mu hah ??" pemilik rumah kebingungan.

"itu pak, ada tulisan "Ngamen Gratis", kan berarti ngamen disini gratis kan Pak ?? Karena itu lah Pak, saya kemudian memanggil teman-teman saya untuk sekalian mengadakan acara band ngamen. Lumayan ada tambahan dana Pak," jelas pengamen yang tadi sambil memperlihatkan tempat uang yang berisi lembarang 1000an hingga 5000an dan beberapa penonton yang juga berdiri di depan rumah sang pemilik.

"!!!!????&&$%(&@^&(#*", kata pemilik Rumah



Hadeh. Sumpah. Kok bisa ya pengamen itu punya pemikiran yang cerdas ???? Daripada konser di panggung mahal, iya juga kali ya. Mungkin ngamen di depan rumah bertuliskan "Ngamen gratis", merupakan solusi cerdas buat ngamen + sekalian konser amal tanpa dipungut biaya :p


Bagi yang merasa g cocok dengan cuplikan cerita konyol ini, silakan di kritik. Ini hanya lelucon kok :p